Kepala Balitbangtan Lantik Pengurus PERAGI Periode 2016-2019

Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), merupakan suatu wadah perhimpunan masyarakat Agronomi Indonesia yang terbentuk tahun 1977 yang bertujuan mengembangkan ilmu dan masyarakat agronomi di Indonesia, menciptakan sarana dan wahana meningkatkan pengabdian dan pengamalan bagi pembangunan bangsa dan negara, serta mempererat hubungan dan kerjasama antar anggotanya.

Tanggal 27 April 2016 di Bogor telah dilakukan seminar nasional dan kongres Peragi, dan secara aklmasi memilih Dr. Ir. Muhamad Syakir, MS (Kepala Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian RI) sebagai Ketua Umum yang baru masa bhakti 2016-2019 dan membentuk formatur pengurus Peragi yang baru.

Tanggal 24 Juni 2016, Kepala Litbang melantik formatur pengurus Peragi yang baru terdiri dari 126 pengurus dari berbagai bidang profesi agronomi lintas institusi. “Para pengurus ini diamanahkan mengembang tugas keorganisasian berdasarkan bidang kepakaran, komitmen dan pengalaman dalam organisasi. Sehingga empat tahun mendatang Peragi dapat berperan lebih besar dalam meningkatkan daya saing pertanian di Indonesia untuk meningkatkan taraf hidup petani dan masyarakat pada umumnya,” tegas Syakir. (24/6/2016)

Pada acara tersebut selain diadakan FGD tentang ‘Peran Inovasi Agronomi dalam Mendukung Peningkatan Daya Saing Pertanian’, juga dilakukan MoU antara Peragi dan Badan Litbang Pertanian dalam bidang penelitian dan pengembangan pertanian, pengabdian dan pemberdayaan masyarakat, serta bidang kerjasama dan advokasi.

Syakir mengatakan bahwa Indonesia mempunyai lahan sawit terluas di dunia, tetapi bukan pada produktivitasnya begitupun dengan komoditas karetnya. Dari segi luasannya komoditas tersebut cukup membanggakan, tetapi bukan produktivitasnya. “Peningkatan daya saing sektor perkebunan masih besar, dengan cara meningkatkan produktivitas. Peran Peragi dari segi ilmu agronomi sangat menentukan untuk meningkatkan daya saing produktifitas perkebunan nasional tersebut melalui pendekatan inovasi modifikasi agronomi seperti yang di lakukan negara lain selama ini,” tambahnya.

Keberadaan Peragi sangat diharapkan kontribusinya untuk bangsa melalui penerapan implementasi di lapangan. Peragi merupakan penggilangan sains, karena banyak anggotanya dari lembaga tinggi, lembaga riset, swasta, daan masyarakat, dimana ilmu yang dimiliki akan disebarkan melalui media juga melalui implementasi program aksi dilapangan kedepan.

Dengan MoU bersama Litbang, Peragi nantinya akan ikut mengawal program tanaman techno park, juga desiminasi, dan akan memberikan kontribusi memberikan komoditas unggul ke bangsa melalui Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai departemen yang bertanggung soal pertanian. “Kedepan pertanian harus berbasis bio energi, peningkatan produktifitas tanaman dengan berbagai pendekatan yang syarat dengan ilmu agronomi, pendekatan teknologi budidaya, modifikasi lingkungan, meningkatkan produksi kakao dilahan suboptimal

LEAVE A REPLY